22 Oktober 2009

Membagi Jaringan dengan Subnetting


Kita tahu subnet mask digunakan untuk memisahkan alamat IP jaringan dan host. Namun, bagaimana kita membuat subnet mask yang sesuai dengan kebutuhan jaringan? Sebelum ke situ, kita lihat dulu apa sebenarnya subnetting itu. Jika Anda mempunyai satu alamat IP dan memerlukan beberapa network ID, maka harus mengajukan permohonan ke Internic (di Indonesia bisa ke APJII- Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) untuk mendapatkan alamat IP baru. Namun, persediaan alamat IP
sangat terbatas karena menjamurnya jumlah situs-situs di Internet.
Untuk mengatasi kesulitan ini dan supaya Anda tidak perlu mengajukan permohonan alamat IP baru, muncullah suatu teknik untuk memperbanyak network ID dari satu network ID yang sudah ada. Hal ini dinamakan subnetting, di mana sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai sebagai network ID.

Subnet Mask Default
Jika sudah familiar dengan Windows, Anda mungkin pernah mengalami bagaimana beberapa versi akan secara otomatis menghitung subnet mask setelah Anda memasukkan alamat IP. Secara default, subnet mask yang diberikan biasanya subnet mask default untuk kelas dari alamat yang Anda masukkan. Subnet mask default digunakan jika Anda tidak membagi jaringan—artinya seluruh range alamat IP dianggap sebagai satu jaringan besar. Pada waktu membagi jaringan, yang Anda lakukan sebenarnya adalah membagi alamat IP ke dalam sejumlah (atau sub) jaringan-jaringan yang lebih kecil.

Faktor-faktor dalam Membuat Subnet Mask
Membuat subnet mask tidaklah terlalu sulit, tetapi ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukannya. Kebanyakan faktor tersebut berpusat pada pengenalan yang baik terhadap jaringan, termasuk menghitung pertumbuhan masa depan. Untuk melakukan itu, Anda harus mengetahui bahwa setiap subnet yang Anda buat akan membutuhkan subnet ID sendiri dan juga link WAN sendiri. Setiap host dan setiap interface router akan membutuhkan alamat IP sendiri.

Bagaimana Menghitung Subnet yang Kita Butuhkan?
Dengan menggunakan ilustrasi pada gambar, Anda bisa langsung mengasumsikan satu subnet untuk setiap LAN dan satu untuk link WAN atau total tiga. Namun, ingat kembali bahwa Anda juga ingin menghitung pertumbuhan masa depan. Bagaimana jika perusahaan membuka kantor tambahan atau membeli perusahaan lain? Biasanya akan lebih baik jika Anda membuat lebih banyak subnet dari yang butuhkan saat ini.

Selanjutnya, bayangkan setiap kantor mempunyai sembilan komputer dan satu router untuk koneksi WAN. Setiap kantor membutuhkan sepuluh alamat IP, satu untuk setiap komputer, dan satu untuk interface lokal router. Jelas jumlah tersebut tidak meliputi pertumbuhan, yang harus diperhitungkan. Jangan lupa link WAN juga—meskipun hanya menghubungkan dua perangkat, koneksi WAN membutuhkan subnet sendiri dan dua alamat IP.

Subnet Mask Kelas A
Setelah mengumpulkan data jumlah subnet dan alamat IP yang dibutuhkan, kita siap melakukan pekerjaan yang sebenarnya—membuat subnet mask sendiri. Pada waktu membuat subnet mask, kita selalu mulai dengan subnet mask default untuk kelas alamat yang kita gunakan. Untuk alamat Kelas A, subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0. Ingat kembali bahwa jika subnet mask default digunakan, itu berarti tidak ada pembagian jaringan.

Untuk membuat subnet, kita perlu bermain-main dengan nilai subnet mask. Banyaknya perubahan subnet mask akan mempengaruhi jumlah subnet yang bisa kita dapat dan jumlah alamat host yang tersedia pada masing-masing subnet. Contoh ilustrasi pada gambar menunjukkan bahwa subnet mask memisahkan alamat IP jaringan dengan alamat IP host.

Perhatikan bahwa pemisah antara alamat IP jaringan dan host dibuat pada lokasi, di mana biner 1 berhenti—Anda perlu melihatnya dalam bentuk biner atau tidak akan masuk akal. Untuk membuat subnet mask, kita ganti 0 dengan 1, dimulai dari kiri ke kanan. Dengan demikian, kita “mengambil” bit dari alamat IP host, yang disebut “orde tinggi”.

Mari kita lihat contoh ilustrasi lain pada gambar. Meskipun kebutuhannya belum ditentukan, perhatikan bahwa subnet mask default untuk alamat Kelas A telah diubah. Alamat yang baru sekarang tidak hanya mempunyai porsi jaringan dan host, tetapi juga suatu bagian yang akan digunakan untuk mengenali subnet.

Anda mungkin melihat bahwa pembagian antara pembagian antara porsi alamat tidak lagi jelas ditentukan. Subnet ID hanya ditentukan oleh 4 bit, yang berarti bahwa pembagian tepat di tengah-tengah oktet kedua. Ini merupakan satu contoh mengapa melihat dalam bentuk biner sangat penting—dalam bentuk desimal sangat sulit untuk mengetahui di mana (dan bagaimana) pembagian muncul.

Sekarang mari kita membuat beberapa subnet mask. Kembali lagi ke contoh ilustrasi asli, di situ kita membutuhkan paling sedikit tiga subnet, dengan minimal 11 host per subnet. Untuk mendapatkan subnet mask kita, pertama tentukan alamat jaringan yang digunakan. Sebagai contoh kita ambil alamat jaringan 10.0.0.0, yang mempunyai subnet mask default 255.0.0.0.

Kita tahu bahwa 8 bit pertama (oktet pertama) merupakan alamat jaringan. Dengan mengambil bit dari alamat host (dimulai dari awal oktet kedua), subnet mask kita akan mulai terbentuk. Namun, berapa banyak bit yang harus kita gunakan? Untuk itu, kita harus kembali kepada kebutuhan kita dan melakukan sedikit perhitungan.

Telah diketahui bahwa kita paling sedikit membutuhkan tiga subnet. Untuk mengetahui berapa banyak bit yang diperlukan untuk membuat porsi alamat subnet, kita perlu melakukan perhitungan sederhana. Ingat bahwa biner merupakan bilangan dengan basis 2. Dengan menggunakan perhitungan pangkat, kita dapat mengetahui berapa banyak subnet yang dibuat dari sejumlah bit. Kita juga akan mengurangi jumlah subnet dengan 2. Meskipun tidak secara eksplisit dibutuhkan oleh RFC, hal ini disarankan oleh Cisco, jadi inilah model yang akan kita ikuti. Ini akan menghilangkan subnet pertama dan terakhir dari subnet yang tersedia. Dengan kata lain, kita menghilangkan subnet yang terdiri dari 0 semua, dan subnet yang terdiri dari 1 semua. Alasannya adalah karena beberapa router lama tidak akan mengenali subnet tersebut.

Untuk mengetahui jumlah subnet yang tersedia, hitung nilai 2n– 2, di mana n adalah jumlah bit yang “diambil”. Menggunakan 1 bit tidak cukup, karena 21– 2 sama dengan 0. Menggunakan 2 bit menghasilkan 2 2– 2 atau 2 subnet. Menggunakan 3 bit menghasilkan 6 subnet. Dapat kita liat bahwa menggunakan 3 bit dapat memenuhi kebutuhan kita—lagipula tersedia 6 subnet, dan kita hanya membutuhkan 3. Ini bukan berarti jawaban yang terbaik untuk mengantisipasi pertumbuhan, tetapi sudah cukup untuk sementara waktu. Dengan menggunakan 3 bit, subnet mask kita menjadi 255.224.0.0.

Namun, bagaimana kita tahu bahwa subnet mask tersebut mendukung jumlah host yang cukup per subnet? Untuk mengetahui jumlah bit host yang tersisa, kita lihat subnet mask yang baru. Pada contoh, 8 bit pertama mewakili jaringan. 3 bit berikutnya digunakan untuk membuat subnet. Berarti tersisa 21 bit untuk subnet. Dengan 21 bit host, kita dapat mempunyai 221-2 host per subnet. Ingat bahwa bit selalu dikurang 2 pada waktu kita menghitung jumlah alamat host yang tersedia. Secara keseluruhan, 21 bit host kita bisa menyediakan 2.097.150 alamat host per subnet! Jika itu kebanyakan, jangan khawatir. Kita selalu bisa “bermain” dengan nilai mask untuk mendapatkan subnet/host per subnet
yang sesuai dengan kebutuhan kita.

Subnet Mask Kelas B
Sekarang mari buat subnet mask untuk alamat Kelas B. Subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0, jadi untuk membuat subnet mask alamat Kelas B dimulai dari oktet ketiga. Misalkan kita membutuhkan paling sedikit 72 subnet, maka dari contoh sebelumnya jika kita mengambil 5 bit tidak akan mencukupi karena hanya menghasilkan 30 subnet. Bagaimana dengan 6 bit? Itu juga tidak mencukupi karena hanya menghasilkan 62 subnet. 7 bit akan menghasilkan 126 subnet, yang mencukupi kebutuhan kita dan juga untuk kebutuhan masa mendatang.

Berikutnya adalah membuat subnet mask dalam biner. Di sini, 16 bit pertama akan digunakan untuk jaringan Kelas B, 7 bit selanjutnya akan digunakan untuk subnet, dan bit sisa akan digunakan untuk host dapat kita lihat bahwa ada 9 bit host yang tersedia. Ini memberi kita 2 9-2, atau 510 host per subnet. Dengan mengubah subnet mask ke desimal, maka didapat subnet mask kita adalah 255.255.254.0.

Bagaimana jika kita membutuhkan lebih banyak subnet dari yang bisa disediakan oleh 8 bit? Tidak masalah—ambil saja lebih banyak bit! Sebagai contoh, misalkan kita membutuhkan 350 subnet. Jelas sekali 8 bit tidak akan mencukupi karena hanya menghasilkan 254 subnet. Bagaimana dengan 9 bit? Ini akan memenuhi kebutuhan kita—9 bit menghasilkan 510 subnet. Jangan khawatir tentang rentang oktet pada waktu Anda membuat subnet. Ambil bit dari orde tinggi pada waktu diubah kembali ke desimal, subnet mask kita menjadi 255.255.255.128 dengan 7 bit host. Berarti jumlah host yang disediakan maksimum 126 host per subnet. Dengan kata lain, subnet mask kita menghasilkan 510 subnet, dengan 126 host pada masing-masing subnet.

Pada waktu membut subnet, ingat bahwa Anda tidak hanya menghitung jumlah subnet yang dibutuhkan, tetapi juga jumlah host yang akan dibutuhkan pada setiap subnet. Misalkan kita ingin membuat subnet sebanyak mungkin, tetapi setiap subnet harus mendukung 60 host maksimum. Ini tidak sulit, tetapi cara kita menyelesaikannya berbeda. Karena disebutkan bahwa setiap subnet hanya akan mendukung 60 host maksimum, dari situlah kita mulai.

Kita hitung berapa bit yang dibutuhkan. 6 bit akan mencukupi, karena 26-6 sama dengan 62. Jangan lupa untuk mengurangi dengan 2 kapan pun menghitung bit host—jika tidak, jawaban Anda bisa salah. Setelah tahu bahwa kita membutuhkan 6 bit untuk host dan kita menggunakan alamat Kelas B, buat diagram seperti yang tampak pada gambar. Perhatikan bahwa kami telah menandai 6 bit terakhir, karena mereka digunakan untuk host.

Kita ingin jumlah subnet sebanyak mungkin, jadi kita tinggal menggunakan semua bit yang tidak digunakan jaringan dan host. Ini berarti mengubah bit ke angka biner 1 seperti yang yang ditunjukkan pada gambar. Jika kita ubah kembali ke desimal, didapat 255.255.255.192. Subnet mask ini akan menghasilkan jumlah subnet sebanyak mungkin, di mana setiap subnet mendukung 60 host. Kita bisa mempunyai 110-2 (1022) subnet, dan 26-2 (62) host per subnet.

Subnet Mask Kelas C
Supaya lebih lengkap, mari kita buat juga subnet mask untuk alamat Kelas C. Karena alamat kelas C mempunyai jumlah host yang cukup terbatas, maka membuat subnet untuk alamat Kelas C sangat jarang dilakukan. Namun, ini adalah sesuatu yang perlu kita tahu. Subnet mask default untuk alamat Kelas C adalah 255.255.255.0. Sebagai contoh, mari kita asumsikan bahwa kita ingin mempunyai paling sedikit 12 subnet dengan jumlah host sebanyak mungkin pada setiap subnet.

Seperti biasa langkahnya selalu sama. Karena kita membutuhkan jumlah subnet tertentu, kita perlu menghitung jumlah bit yang dibutuhkan. Kita paling sedikit membutuhkan 12 subnet, berarti kita perlu “mengambil” paling sedikit 4 bit, karena 3 bit tidak akan mencukupi. 24-2 menghasilkan 14 subnet karena kita bekerja dengan alamat Kelas C, kita
hanya mempunyai sisa 4 bit host. Ini berarti subnet mask kita 255.255.255.240 akan menyediakan jumlah host yang cukup terbatas, yaitu 24-2, atau 14 host per subnet. Meskipun tidak terlihat praktis, kita telah memenuhi kebutuhan paling sedikit 12 subnet pada alamat Kelas C.

Menghitung Range Alamat IP
Setelah membuat subnet, langkah selanjutnya adalah menghitung range alamat IP yang valid untuk subnet. Ingat bahwa setelah membuat subnet mask, Anda telah mengubah satu alamat jaringan besar ke dalam alamat subnet yang lebih kecil. Oleh karena itu, suatu alamat tertentu tidak akan dianggap lokal oleh yang lain. Menghitung range alamat IP tidaklah sulit, kita mulai lagi dengan biner untuk mengetahui bagaimana itu dilakukan.

Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai jaringan 192.168.0.0 dengan subnet mask 255.255.248.0. Ingat bahwa ini merupakan range alamat IP privat, dengan subnet mask default 255.255.255.0. Untuk memulai, kita perlu mengubah subnet mask tersebut ke biner, dan menentukan bagian jaringan, subnet, dan host, seperti yang ditunjukkan pada gambar. Perhatikan bahwa 16 bit pertama mewakili jaringan, 5 bit berikutnya mewakili subnet, dan 11 bit terakhir digunakan untuk host pada subnet.

Karena hanya 5 bit yang digunakan sebagai subnet, maka jumlah yang bisa kita dapat 25 -2 atau 30 subnet. Setiap subnet bisa mendukung 211-2 atau 1022 host. Menghitung range alamat IP yang tersedia untuk setiap subnet dimulai dengan subnet pertama yang tidak semua terdiri dari biner 0, dan kemudian subnet berikutnya. Di sini, subnet pertama adalah 00001. Host pertama pada subnet 00001 adalah nilai host paling rendah yang tidak semuanya 0, karena jika semua 0 itu menunjukkan subnet. Alamat paling tinggi pada range adalah nilai paling tinggi yang tidak semuanya 1, karena nilai tersebut digunakan untuk broadcast.

Jika mengambil alamat pada gambar dan mengubahnya kembali ke desimal, Anda akan mendapatkan range alamat IP yang tersedia pada subnet pertama adalah dari 192.168.8.1 sampai 192.168.15.254. Untuk menghitung range alamat IP berikutnya kita perlu mengubah subnet ID ke nilai berikutnya (00010). Untuk mempermudah, anggap saja mereka adalah 5 bit angka yang terpisah. Perhatikan bahwa pada waktu kita menganggapnya sebagai 5-bit angka yang terpisah, setiap subnet bertambah 1. Ini akan berlanjut terus sampai 11110, di mana pada titik tersebut kita sudah tidak mempunyai subnet lagi.

Ingat bahwa menurut Cisco, subnet ID yang semua terdiri dari 0 dan yang semua terdiri dari 1 harus dihindari.

Jika diperhatikan lebih saksama, Anda akan melihat adanya suatu pola—setiap subnet dalam contoh ini dimulai dengan kelipatan 8 pada oktet ketiga, dan masing-masing berakhir sebelum kelipatan 8 berikutnya. Di sini, subnet keempat akan dimulai pada kelipatan 8 berikutnya, 192.168.32.1 dan terus berlanjut sampai sebelum kelipatan 8 berikutnya pada oktet ketiga. Karena kelipatan 8 berikutnya adalah 40 (dan merupakan awal subnet mask berikutnya), maka harus berakhir pada 39 atau 192.168.39.254.

Apakah Alamat IP Saya Valid?
Misalkan kita mempunyai alamat jaringan 202.191.15.0 dengan subnet mask 255.255.255.240. Di sini kita tahu bahwa subnetting terjadi pada oktet keempat, dan kita mempunyai 4 bit subnet dan 4 bit host. Subnet pertama adalah nilai paling rendah yang bukan nol atau 0001. Host pertama pada setiap range adalah nilai pertama yang bukan nol dan host terakhir adalah nilai tertinggi yang semua biner-nya tidak bernilai 1.

Pada gambar, Anda bisa melihat tiga range pertama. Perhatikan bahwa nilai range sedikit berbeda pada waktu diubah ke desimal. Itu karena subnet ID berakhir dengan nilai yang bukan nol. Jika Anda bingung dengan contoh ini, mungkin karena keganjilan yang muncul pada range. Mengapa 202.191.15.16 bukan alamat IP yang valid pada waktu subnet mask 255.255.255.240 digunakan? Lihat kembali apa yang terjadi pada waktu Anda mengubah alamat tersebut ke biner—porsi hostnya semua bernilai 0, yang kita ketahui tidak diperbolehkan! Kunci untuk memahami range alamat IP selalu sama—jika merasa ragu, ubah semuanya ke dalam biner. Melihat alamat dalam bentuk desimal sering kali membuat sesuatunya lebih rumit dari yang seharusnya.

MENGAPA KITA MELAKUKAN SUBNETTING?
Alasan melakukan subnetting bervariasi, tetapi umumnya terbagi dalam tiga kategori utama, yaitu:

Mendapatkan kinerja yang lebih baik. Dengan membagi satu jaringan besar ke dalam jaringan-jaringan yang lebih kecil, traffic pada masing-masing jaringan bisa dikurang, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik.
Mempermudah pengaturan. Pada jaringan yang lebih kecil, kompleksitas pengaturan bisa dikurangi, sehingga troubleshooting dan monitoring bisa lebih mudah.
Menghubungkan jarak geografis. Banyak jaringan sekarang yang secara geografis terpisah tetapi saling berhubungan, dengan subnetting lokasi yang jauh (dan koneksi WAN antarjaringan) bisa dianggap sebagai satu jaringan individu, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Dalam hati terucap doa Ingin segera bertemu Begitu ada kesempatan Tak ku lewatkan begitu saja Langkahku semakin cepat Sungguh ku ingin segera bertemu Dengan kekasihku yang adalah kamu Tak ku hiraukan meski malam begitu pekat Sekian lama berpisah Membuatku begitu rindu padamu Setiap malam berharap sendiri Ingin segera bertemu Kalau saja waktu itu sayapku tak patah Pasti ku kan terbang menuju kehangatan pelukanmu