22 Oktober 2009

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI SEKTOR PERTANIAN

Negara Indonesia merupakan negara agraris yang hampir 80% penduduknya tinggal di pedesaan. Predikat sebagai negara swasembada pangan yang pernah di raih di tahun 80-an hanya tinggal kenangan, setelah itu Indonesia menjadi Negara pengimpor beras. Faktor yang menyebabkan Indonesia sebagai pengimpor beras adalah pemerintah terlalu fokus terhadap sektor industri dengan menyisihkan sektor pertanian.
 Hal ini bisa kita lihat bagaimana seperti daerah karawang yang terkenal sebagai lumbung padi nasional, sekarang sebagian lahan produktif sudah berubah menjadi pusat-pusat industri. Bila kita lihat apa yang telah dilakukan negara jiran kita seperti Malaysia maka perhatian mereka terhadap pertanian cukup luar biasa. Selain membangun pusat-pusat penelitian pertanian, mereka juga memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung pembangunan sektor pertanian Malaysia. Berikut ini akan dipaparkan secara global tentang penerapan teknologi informasi yang diterapkan di beberapa negara berkembang termasuk negara jiran kita Malaysia.

A. Rice Irrigation Management System (RIMS) di Tanjung Karang, Malaysia

Sistem ini dikembangkan oleh Eltaeb Saeed, Rowshon, M.K., Amin, M.S.M. Tujuan pembangunan RIMS yang didukung teknologi GIS (Geographic Information System) adalah untuk melakukan efisiensi penggunaan air dan meningkatkan produktifitas lahan pertanian. Teknologi GIS berfungsi untuk menyimpan data ke dalam basis data komputer sehingga memungkinkan untuk melakukan analisa wilayah geografi dalam hal ini wilayah yang dilalui saluran irigasi. Kemampuan sistem RIMS yang menggunakan teknologi GIS dapat mengembangkan manajemen air dengan baik. Sistem RIMS diterapkan di wilayah irigasi Tanjung Karang, Malaysia.

Contoh interface terdapat dalam gambar di atas.

B. Glass House di MARDI, Malaysia

Teknologi Informasi juga memegang peranan penting di pusat penelitian pertanian Malaysia yang di kenal dengan nama MARDI (Malaysian Agriculture Research and Development Institute – www.mardi.my ). Implementasi teknologi informasi yang diterapkan di Glass House atau kita lebih mengenalnya dengan sebutan Rumah Kaca adalah pengontrolan lingkungan (environment control) melalui jaringan komputer. Fungsi rumah kaca adalah untuk melakukan proses penelitian yang berhubungan dengan pertanian seperti : rekayasa genetika bibit padi unggul, pembudidayaan padi dari hasil bibit unggul dan lain-lain. Sistem Kontrol pada rumah kaca ini sudah berjalan sejak tahun 2002.

Di dalam rumah kaca tersebut dipasang sensor suhu yang mengerakkan beberapa unit kontrol seperti kipas, sprinkler system dan lain-lain. Kesemua sistem tersebut dihubungkan melalui kabel ke pusat komputer. Jadi pusat komputer mengontrol 4 buah rumah kaca di tempat yang berbeda. Penerapan sistem ini dapat memberikan pengontrolan terhadap suhu sesuai dengan keadaan lingkungan yang dibutuhkan selama 24 jam.

II. Sebuah Solusi
Belajar dari pengalaman orang lain bukanlah hal yang memalukan. Hal yang patut kita sesalkan adalah tidak belajar dari pengalaman yang ada untuk meningkatkan kemampuan kita. Banyak para pakar di bidang teknologi informasi yang sudah memberikan usulan dan rancangan untuk merapatkan jurang digital di Indonesia. Selain merapatkan juga dapat berdaya guna untuk kepentingan masyarakat Indonesia. Dalam tulisan ini berusaha merangkumkan apa yang menjadi bahasan pada sebelumnya dengan isu yang sama.

A. Pendidikan murah berbasis Teknologi Informasi
Banyak yang sudah dilakukan oleh pihak swasta untuk mencoba menggairahkan perkembangan teknologi informasi di Indonesia seperti training cisco untuk SMK dan yang terbaru program Internet Goes To School (IGTS). Dan juga usaha – usaha yang dilakukan PT. Telkom Divre V Jawa TImur yang menargetkan 1000 sekolah di Jatim masuk dalam komunitas sekolah yang tersambung ke akses internet. Telkom Divre V juga menjalin kerjasama dengan kampus – kampus untuk membangun teknologi informasi melalui Smart Campus. Inisiatif – inisiatif ini membuat angin segar perubahan terhadap dunia teknologi informasi Indonesia. Sangat disayangkan kalau hanya dilakukan oleh pihak swasta karena mereka tidak memiliki budget dana yang cukup besar untuk proyek pendidikan murah berbasis teknologi informasi. Kalau boleh saya berikan sedikit perbandingan dengan apa yang telah dilakukan oleh Negara jiran kita, Malaysia, yang mau menyisihkan anggaran Negara sebesar RM 10 juta (+/- Rp 25 Milyar) dalam Program Internet Desa (PID). Persyaratan untuk membangun PID adalah daerah yang memiliki taraf hidup yang rendah, akses internet rendah dan memiliki sambungan telepon. Sasaran dari program ini adalah orang tua, wanita, pemuda dan diperuntukkan dalam sektor pertanian, pendidikan dan kewirausahaan. Ada 39 lokasi yang akan dibangun PID ini dengan total biaya pembangunan lokasi saja tanpa mengambil dana yang telah dialokasikan sebesar RM 2,8 juta (+/- Rp. 7 Milyar). Oleh karena itu seharusnya pemerintah Indonesia juga mau menyisihkan anggarannya untuk pendidikan dan teknologi informasi lebih banyak.

Bagaimana mungkin kita dapat mengimplementasikan teknologi informasi dalam bidang pertanian bila para petani tidak diberikan pembelajaran melalui workshop mengenai teknologi informasi. Walaupun hal itu bukan hal yang mudah karena hal ini menyangkut banyak faktor dan salah satunya rendahnya pendidikan petani kita. Hal yang perlu dilakukan memberikan pemahaman tentang pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan taraf kesejahteraan para petani kita. Sikap minimal yang diharapkan adalah tidak melakukan penolakan terhadap teknologi informasi. Pemahaman seperti itu harus dilakukan secara bertahap dimana mereka betul-betul merasakan manfaat dari teknologi ini. Termasuk perhatian yang besar dari pemerintah sebagai itikad baik untuk berusaha memajukan sektor pertanian Indonesia.

B. Ketersediaan Infrastruktur yang terjangkau oleh rakyat
Ketersediaan infrastruktur yang murah dengan koneksi yang cepat sangat diidam-idamkan oleh masyrakat Indonesia. Hal itu dapat berfungsi sebagai enabler bagi ide-ide inovasi yang berkembang dikalangan komunitas teknologi informasi. Sebagai contoh seperti apa yang dilakukan oleh sebuah komunitas teknologi wireless di Denmark dalam berusaha mengurangi biaya dalam upaya membangun jaringan wireless. Mereka membuat antena dengan menggunakan kaleng-kaleng bekas (http://thewirelessroadshow.org). Ide pembuatan antenna menggunakan kaleng ini juga sedang dipopulerkan di Indonesia khususnya banyak diimplementasikan di lingkungan kampus. Di Indonesia juga membangun VoIP Merdeka yang diprakarsai oleh DR. Onno W Purbo yang memberikan akses internet yang murah bahkan komunikasi SLJJ dan SLI dengan harga yang lebih murah dibandingkan menggunakan jaringan telpon biasa. Dengan upaya – upaya seperti ini seharusnya dapat memberikan jalan keluar untuk bisa menerapkan teknologi informasi di bidang-bidang seperti : pertanian, kedokteran, dan lain – lain. Artinya pemerintah dapat memanfaatkan produk – produk ini untuk dapat membangun infrastruktur teknologi informasi murah dan cepat sehingga dapat dirasakan manfaatnya bagi semua orang.

III. Penutup
Kegunaan teknologi informasi seharusnya tidak hanya dirasakan oleh kalangan tertentu saja misalnya profesional, perusahaan dan akademisi saja tapi kita coba mulai memikirkan membantu para petani atau nelayan dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola lahan pertanian, identifikasi kawasan yang banyak ikannya dan sebagainya untuk meningkatkan produktifitas mereka. Kesemuanya pada akhirnya akan bermuara peningkatan pemasukan Negara. Hal ini dapat dilakukan bila ketersediaan infrastruktur teknologi informasi dapat dijangkau oleh masyarakat maka akan banyak aplikasi – aplikasi yang dapat diterapkan untuk kepentingan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Dalam hati terucap doa Ingin segera bertemu Begitu ada kesempatan Tak ku lewatkan begitu saja Langkahku semakin cepat Sungguh ku ingin segera bertemu Dengan kekasihku yang adalah kamu Tak ku hiraukan meski malam begitu pekat Sekian lama berpisah Membuatku begitu rindu padamu Setiap malam berharap sendiri Ingin segera bertemu Kalau saja waktu itu sayapku tak patah Pasti ku kan terbang menuju kehangatan pelukanmu